Apa sih Teori Pers Otoritarian dan Teori Pers Libertarian itu? Disini saya akan mencoba menerangkan sedikit tentang Teori Pers Otoritarian dan Teori Pers Libertarian.
Teori otoritarian Berkembang di Inggris pada abad 16 dan 17. Dalam teori ini, kebenaran harus dekat dengan pusat kekuasaan. Dari situlah kita lihat bahwa pers difungsikan dari atas ke bawah. Bisa dikatakan masyarakat bawah harus mengikuti orang-orang yang ada diatas. Biasanya, penguasa menggunakan pers untuk memberi informasi kepada rakyat tentang kebijakan-kebijakan penguasa yang harus didukung. Hanya dengan ijin khusus pers boleh dimiliki oleh swasta, dan ijin ini dapat dicabut kapan saja. Kegiatan penerbitan seperti semacam persetujuan antara pemegang kekuasaan dengan penerbit. Pertama memberi hak monopoli dan mendukung tapi penguasa punya hak untuk membuat dan merubah kebijaksanaan, hak memberi ijin dan menyensor. Pers kehilangan fungsinya sebagai pengawas pelaksanaan pemerintahan. Selain itu, Media massa dilarang untuk melakukan kritik terhadap mekanisme politik, dan para pejabat yang berkuasa.
Setelah itu kita bandingkan dengan teori pers libertarian. Teori ini merupakan kebalikan dari teori pers otoritarian. Dalam teori ini, hak mencari kebenaran adalah salah satu hak asasi manusia. Pers merupakan alat untuk menyajikan bukti dan argument yang menjadi landasan bagi orang banyak untuk mengawasi pemerintahan dan menentukan sikap terhadap kebijaksanaannya. Teori ini berkembang di Inggris setelah tahun 1688, dan kemudian di Amerika Serikat. Tujuannya utama dari teori ini adalah membantu menemukan kebenaran dan mengawasi pemerintah. Disini media massa diatur oleh siapa saja yang mempunyai kemampuan ekonomi untuk menggunakannya. Selain itu, Media massa dilarang melakukan penghinaan, kecabulan, kerendahan moral dan pengkhianatan pada masa perang.
Setelah kita mengerti apa sih teori otoritarian dan apa sih teori libertarian, selanjutnya coba kita lihat contohnya. Disini saya mengambil contoh Indonesia, dulu sebelum reformasi kebebasan pers benar-benar dikekang, masyarakat semua takut dengan penguasa, itu tandanya sesuai dengan teori otoritarian yang harus selalu mengikuti penguasa tetapi sekarang setelah reformasi pers mempunyai kebebasan untuk mengeluarkan suaranya. Dalam pemerintahan sekarang, hak asasi manusia dijunjung tinggi.
Metta Widyaningrum (153070201 / B)
"Perbandingan Sistem Media Massa"
Teori otoritarian Berkembang di Inggris pada abad 16 dan 17. Dalam teori ini, kebenaran harus dekat dengan pusat kekuasaan. Dari situlah kita lihat bahwa pers difungsikan dari atas ke bawah. Bisa dikatakan masyarakat bawah harus mengikuti orang-orang yang ada diatas. Biasanya, penguasa menggunakan pers untuk memberi informasi kepada rakyat tentang kebijakan-kebijakan penguasa yang harus didukung. Hanya dengan ijin khusus pers boleh dimiliki oleh swasta, dan ijin ini dapat dicabut kapan saja. Kegiatan penerbitan seperti semacam persetujuan antara pemegang kekuasaan dengan penerbit. Pertama memberi hak monopoli dan mendukung tapi penguasa punya hak untuk membuat dan merubah kebijaksanaan, hak memberi ijin dan menyensor. Pers kehilangan fungsinya sebagai pengawas pelaksanaan pemerintahan. Selain itu, Media massa dilarang untuk melakukan kritik terhadap mekanisme politik, dan para pejabat yang berkuasa.
Setelah itu kita bandingkan dengan teori pers libertarian. Teori ini merupakan kebalikan dari teori pers otoritarian. Dalam teori ini, hak mencari kebenaran adalah salah satu hak asasi manusia. Pers merupakan alat untuk menyajikan bukti dan argument yang menjadi landasan bagi orang banyak untuk mengawasi pemerintahan dan menentukan sikap terhadap kebijaksanaannya. Teori ini berkembang di Inggris setelah tahun 1688, dan kemudian di Amerika Serikat. Tujuannya utama dari teori ini adalah membantu menemukan kebenaran dan mengawasi pemerintah. Disini media massa diatur oleh siapa saja yang mempunyai kemampuan ekonomi untuk menggunakannya. Selain itu, Media massa dilarang melakukan penghinaan, kecabulan, kerendahan moral dan pengkhianatan pada masa perang.
Setelah kita mengerti apa sih teori otoritarian dan apa sih teori libertarian, selanjutnya coba kita lihat contohnya. Disini saya mengambil contoh Indonesia, dulu sebelum reformasi kebebasan pers benar-benar dikekang, masyarakat semua takut dengan penguasa, itu tandanya sesuai dengan teori otoritarian yang harus selalu mengikuti penguasa tetapi sekarang setelah reformasi pers mempunyai kebebasan untuk mengeluarkan suaranya. Dalam pemerintahan sekarang, hak asasi manusia dijunjung tinggi.
Metta Widyaningrum (153070201 / B)
"Perbandingan Sistem Media Massa"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar